Budaya Kesantunan dalam Tuturan Dunia Pendidikan Riau di Masa Pandemi
Kamis, 05-08-2021 - 15:32:42 WIB
METROMANDIRI,COM.PELALAWAN - Budaya berasal dari kata “Budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang bermakna akal. Budaya ibarat pakaian yang melekat pada tubuh manusia sejak manusia itu memiliki peradaban. Maka, tak jarang kita mengenal suatu bangsa itu dari kebudayaannya.
Seperti jika kita mengenali Bangsa Jepang maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah karakter, gaya dan budaya hidup mereka yang cerdas, giat bekerja, gigih dalam belajar, pemalu dan sangat menghargai waktu.
Berbicara mengenai budaya suatu bangsa maka sulit rasanya jika kita tidak menyinggung keterkaitan budaya itu dengan bahasa.
Sebab sudah jauh waktu telah di dengungkan dalam Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, “Jika hendak mengenal bangsa, lihat kepada budi dan bahasa”. Hal ini menunjukkan bahwa kita akan mengenal karakter suatu bangsa dengan melihat pada budi ( kelakuan) dan tutur bahasanya, Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) yang dilakukan pada tahun 2010 terdapat 1211 bahasa di Indonesia dan 1158-nya itu adalah bahasa daerah. Hal ini juga kembali menyadarkan kita bahwa negeri ini bukan hanya Tuhan berkahi dengan segala gemah ripah loh jinawinya saja melainkan bangsa ini juga surga bagi dunia kebahasaan hal ini tentu menunjukkan kecerdasan manusia di dalamnya.
Riau adalah bumi dimana budaya Melayu sudah terukir dalam sejarahnya yang panjang sejak masa kejayaan Kesultanan Melayu. Karena kemudahan dalam sistem bahasanya, Bahasa Melayu juga dipakai menjadi bahasa perhubungan pada saat itu, akhirnya Bahasa Melayu pun dijadikan sebagai bahasa persatuan yang kini bahasa itu berkembang menjadi Bahasa Indonesia.
Dalam Tunjuk Ajar Melayu karangan Tenas Efendy, beliau menuliskan, “kalau hendak tahu baiknya orang, budi bahasanya engkau pandang, bercakap lidahnya sedap, berkata bermanis muka, berbual berlurus akal ( hal 519). Dalam hal ini dapat diartikan bahwa lidah yang bercakap sedap itu ialah lidah yang menuturkan bahasa yang mencerminkan nilai luhur berisi kesantunan budi.
Pelajaran dan pengajaran kesantunan berbahasa sudah dilalui seorang manusia sejak ia lahir dan mengalami perkembangan pada perjalanan hidupnya. Penerimaan bahasa dan pengajaran bahasa itu didapatkan dari proses ia bergaul dengan lingkungan keluarga, proses pendidikannya, dan pengaruh besar dari lingkungan masyarakatnya.
Dalam dunia pendidikan di Riau, pengajaran berbahasa santun telah termasuk dalam kurikulum 2013 yang didasari pada pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di tiap-tiap tingkatannya (SD, SMP dan SMA). Seperti pada pembelajaran memberi tanggapan yang diajarkan pada kelas 7 yaitu memberi tanggapan yang santun dan pembelajaran mengkritik karya orang lain. Di kelas 9 juga diajarkan penggunaan bahasa yang santun selain penilaian sikap yang juga diajarkan pada pelajaran lain seperti pendidikan keagaamaan dan pendidikan moral di Pancasila.
Namun yang menjadi permasalahannnya adalah bagaimana dengan pendidikan budaya kesantunan dan pengajaran budi luhur dalam berbahasa itu dapat kita jaga dan terus kita kembangkan di dunia pendidikan di masa-masa pandemi ini? Dimana pembelajaran jarak jauh adalah metode pembelajaran yang masih digunakan demi mengendalikan lonjakan kasus Covid-19. Tentunya itulah yang menjadi kerja keras kita bersama. Di lingkungan keluarga sangat dibutuhkan peranan orang tua yang peduli demi kelancaran proses belajar di rumah yang jauh dari pantauan guru, orang tua sebagai guru di rumah diharapkan mampu menerapkan tuturan, cara berbahasa yang baik dan memberi contoh teladan yang berisi nilai-nilai kesantunan.
Dunia pendidikan seperti dikejutkan dengan hal yang tak terduga dan sampai saat ini masih terus berupaya menciptakan lingkungan belajar yang efektif untuk dapat mentransfer ilmu melewati kecanggihan dan mutakhirnya sistem teknologi masa kini, guru pun diharuskan mampu menciptakan ide-ide pembelajaran melalui sistem daring (dalam jaringan) dengan penguasaan ilmu teknologi yang pas-pasan, webinar-webinar diadakan hampir setiap hari demi menggenjot kualitas guru agar dapat beradaptasi dengan keadaan.
Pemerintah juga terus bekerja dan bergerak mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan dengan mencoba berbagai kebijakan baik itu di dunia kesehatan, pemulihan ekonomi dan lain-lain.
Pada akhirnya kita tetap harus berjuang tanpa lelah dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita mampu melewati masa pelik ini dengan kekuatan. Tentu hanya dengan semangat dan kerja keras bentuk ikhtiar kita sebagai manusia yang Tuhan titipkan hadir dan lahir di masa pandemi ini. Tuhan pemilik rencana terbaik pasti tahu bahwa kitalah manusia yang sanggup melewati masa sulit ini.
*Biodata Diri Penulis*
Nama : Musmi Yani, S.Pd*
Alamat : Jalan Akasia, Rt.02 Rw.05 Kel. Kerinci Kota Kec. Pangkalan Kerinci Kab. Pelalawan Riau*
Agama : Islam*
No HP : 085349678273*
Pekerjaan : Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia*
Instansi : SMP Negeri 1 Kerinci Kanan Kab. Siak*
Prestasi : - Duta Bahasa Riau (2007)*
Koordinator Pendidikan di Ikatan Keluraga Besar Melayu Asli Pangkalan Kerinci ( IKBMP) Kab. Pelalawan*
Komentar Anda :