METROMANDIRI.COM PELALAWAN - Dalam beberapa waktu ini, per politikan di Kabupaten Pelalawan khususnya Pangkalan Kerinci dihebohkan dengan nama Muliadi alias Adi Kayu, meskipun tergolong baru dalam dunia politik, namun pria kelahiran Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara 45 tahun lalu itu nekat pindah partai dengan alasan tidak memiliki visi dan misi yang sama dengan partai lama.
Tapi dalam berita kali ini tidak ingin membahas permasalahan apa yang menyebabkan Adi Kayu pindah partai, sebaliknya media ini akan membahas bagaimana kehidupan sehari-hari ayah dua anak ini, lantas apa yang membuatnya ikut dalam kontestasi politik tahun 2024 mendatang.
Sebagai anak laki-laki dari keluarga sederhana, setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas di Medan pada 1996, Adi Kayu muda tidak langsung merantau ke Pangkalan Kerinci, melainkan ia sempat menapakkan kaki terlebih di beberapa daerah seperti Aceh, Palembang dan Surabaya.
Singkat cerita, pada tahun 2001 Adi Kayu mencoba peruntungannya di Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Gayung bersambut, belum lama menetap, Ketua Angkatan Muda Ka’bah ini langsung mendapat jodoh dan mempersunting seorang gadis cantik bernama Karmila yang hingga kini setia menemaninya.
“Sebelum ke Pangkalan Kerinci, saya sempat merantau ke Aceh, Palembang, Surabaya dan beberapa daerah. Baru satu tahun bekerja dan menetap disini, saya langsung dapat jodoh dan menikah,” ujar Adi Kayu saat dijumpai media ini di tempat usahanya di Terusan Baru.
Seperti perantau lainnya, Adi Kayu mengaku tidak langsung merasakan hidup senang, akan tetapi ia memulai pekerjaan kasar sebagai anggota di ‘panglong’ atau tempat pengetaman kayu selama 3 tahun. Karena selalu berdedikasi penuh pada pekerjaan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) itu mendapat kepercayaan dari tokoh politik untuk menjalankan usahanya.
Bersama ‘induk semang’ ini, kerjasama yang baik terjalin selama 15 tahun, tidak sedikit pengalaman dalam dunia usaha yang didapat, kepercayaan terhadap Adi Kayu pun terus bertambah. Tepatnya pada tahun 2018 kemarin, salah satu usaha yang dikelolanya beralih tangan menjadi hak milik pria yang hobi Musik dan Olahraga Voli itu.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan rezeki saya dapat saat ini, usaha yang saya jalankan sekarang ini dulunya punya ‘induk semang’ saya, baru sekitar 5 tahun lalu beralih menjadi milik saya,” terangnya.
Mengenai pengalaman politik, Adi Kayu mengaku belum pernah terlibat langsung di dalam dunia politik, akan tetapi ia sudah lama berada dan melihat bentuk permainan di lingkaran politik, sedangkan untuk terjun bertarung dalam kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) baru pertama kali ia rasakan.
Memang, pada awalnya Adi Kayu tidak begitu tertarik dengan politik, namun dalam sebuah forum perbincangan, ia yakin bahwa uang bukan segala-galanya, namun segala-galanya membutuhkan uang. Artinya tidak semua hal harus mengedepankan uang.
“Masyarakat sekarang sudah mulai cerdas, yang paling pertama dilihat masyarakat sekarang ini adalah perbuatan, setelah itu barulah dilihat dari kedekatan dengan sebelum mencalonkan,” bebernya.
Terjun dalam dunia politik, pria yang mengaku sangat mengagumi figur Mantan Presiden Kedua Republik Indonesia itu menyebut dikarenakan prihatin dengan pendidikan dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pelalawan. Percuma sekolah gratis tapi masuk sekolah susah dan percuma saja berobat gratis tapi pelayanan tidak maksimal.
“Kondisi saat ini, biaya sekolah swasta mahal, sementara itu, meski sekolah di Negara murah, tapi untuk masuknya susah. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan, walaupun biaya berobat gratis, tapi pelayanan yang diberikan tidak bagus,” ujarnya menyampaikan aspirasi masyarakat.
Terakhir, mengenai langkah diambilnya pindah partai sebelum penetapan caleg di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dikatakan Adi Kayu sudah diperhitungkan dengan matang, bahkan juga diyakininya peluang untuk duduk sebagai anggota DPRD Pelalawan semakin besar di Dapil I.
“Insyaallah saya yakin 100 persen, langkah yang saya ambil menjelang penetapan KPU ini tentunya sudah diperhitungkan dengan matang, karena yang dipilih masyarakat adalah sosok figur,” tutupnya
Komentar Anda :